KITA BERTEMAN UNTUK APA?


Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma 'Ain wa Yassir

Teruntuk keluargaku tercinta dimana kalian adalah teman hidupku dan kawan-kawan ku tercinta.

طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628
jika aku berteman dengan kalian wahai kawan yang buruk… Aku bisa berbuat keburukan, aku bisa berbuat kemaksiatan, dan meski aku menghindarinya sekuat tenagaku, maka aku akan tetap dianggap sebagai orang buruk sebab aku berkawan dengan mu. Karena ketahuilah orang-orang akan memandang aku dengan melihat dengan siapa aku berteman dekat
… Dan untuk kalian yang sedang ku ikat erat, kusimpulkan tali pertemanan ini dengan ikatan yang sekuat-kuatnya. Maka bukan hanya bau harum yang kurasakan dari kalian tapi aku ingin bisa membeli minyak wangi kalian walau ku tau kalian akan membaginya pada ku dengan percuma.
Dalam hidup ini hanya ada dua pilihan, bersegeralah tanyakan dalam hati "Aku ingin hidup agar aku dapat meraih surga Allah atau dengan hidupku inilah aku terjatuh dalam jurang neraka?" Kemudian tekadkan dan lakukan !
---
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
ketika aku melihat seorang fulanah yang aku tidak tahu bagaimana aqidahnya, hafalan Qurannya, hafalan hadist dan matannya. lantas dengan spontan aku melihat dia selalu berkumpul dan mermajelis dengan para penghafal Al-Qur'an dan orang yang lurus aqidahnya maka aku bisa mengetahui bagaimana si fulanah itu
----
Terimakasih kawan-kawan ku yang aku cintai karena Allah, sebab kalian aku orang lain memandangku baik.
----
Siapa yang perintahnya tidak boleh diingkari?
tentu Perintah Allah Azza wa Jall dan Rasul-Nya
Allah telah memerintahkan 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119).
Kita berteman untuk apa kawan?
Agar jika salah satu dari kita sakit, saling menjenguk dan mendo'akan laa ba'sa thahurun insya Allah. (Tidak mengapa sakit mu Insya Allah menjadi penghapus dosa). iya do'a yang luar biasa.
Agar jika salah satu diantara kita sakaratul maut, kawan-kawan kita ikut berdesakkan dan mentalqin "laa ilaa ha illa Allah".
Diriwayatkan dari Ibnu Waarah, ia menuturkan, “Aku dan Abu Hatim menjenguk Abu Zur’ah pada detik-detik terakhir kehidupannya. Kami berembuk, “Bagaimana cara kamu mentalqin orang seperti Abu Zur’ah?” Aku berkata, “Abu Ashim menyampaikan kepada kami, ‘Abdul Hamid bin Ja’far menyampaikan kepada kami.” Sedangkan Abu Hatim berkata, “Bundar menyampaikan kepada kami di antara yang lainnya, Abu Ashim menyampaikan kepada kami, Abdul Hamid menyampaikan kepada kami.” Ketika kami sedang dalam berembuk, tiba-tiba Abu Zur’ah membuka kedua matanya dan berkata, “Bundar menyampaikan kepada kami, Abu Ashim menyampaikan kepada kami, ‘Abdul Hamid memberitahukan kepada kami, Shalih bin Abi ‘Ariib menyampaikan kepada kami, dari Katsir bin Murrah dari Mu’adz. Ia berkata, 
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah `tidak ada ilah yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah maka ia masuk Surga.
Ketika ucapan Abu Zur’ah sampai di situ ia pun meninggal dunia.”
Agar jika salah satu diantara kita meninggal kawan-kawan kita dari kalangan ahluttauhid turut menyolatkan
مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ 
“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas dishalatkan (shalat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafa’at (do’a) mereka untuknya.” (HR. Muslim no. 948)
Sungguh memiliki teman yang Shalihah, tidak hanya untuk urusan dunia, tetapi urusan ini mencapai akhirat kelak.

asulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang syafaat di hari kiamat,
حتى إذا خلص المؤمنون من النار، فوالذي نفسي بيده، ما منكم من أحد بأشد مناشدة لله في استقصاء الحق من المؤمنين لله يوم القيامة لإخوانهم الذين في النار، يقولون: ربنا كانوا يصومون معنا ويصلون ويحجون، فيقال لهم: أخرجوا من عرفتم، فتحرم صورهم على النار، فيخرجون خلقا كثيرا قد أخذت النار إلى نصف ساقيه، وإلى ركبتيه، ثم يقولون: ربنا ما بقي فيها أحد ممن أمرتنا به، فيقول: ارجعوا فمن وجدتم في قلبه مثقال دينار من خير فأخرجوه، فيخرجون خلقا كثيرا، ثم يقولون: ربنا لم نذر فيها أحدا ممن أمرتنا…
Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183).


ibnul Jauzi rahimahullah berkata kepada sahabat-sahabatnya,
إن لم تجدوني في الجنة بينكم فاسألوا عني وقولوا : يا ربنا عبدك فلان كان يذكرنا بك
”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”
Kemudian beliau menangis.


sekali lagi untuk kalian yang kucintai
yang meluruskan aku dikala aku keliru
yang senantiasa mengingatkan aku agar terus bertakwa kepada Allah dan istiqomah diatasnya
yang membangunkan aku untuk sholat, teriakan Antunna akan kurindukan selalu, dan aku berharap Allah menjadikan hal ini sebagai pemberat timbangan kebaikan kalian di yaumul hisab nanti
yang menulis status penuh faedah
yang semangat menghafal al-Qur'an, hadist dan matannya
yang selalu berusaha untuk memperbaiki akhlaknya
dan 
yang mungkin selalu marah-marah kalau auratku tersingkap 
I love you,, sebagaimana Allah memerintahkan aku untuk terus Bersama kalian, sebagaimana Rasulullah salallahu alaihi wa sallam memerintahkan aku untuk memerhatikan kepada siapa aku berkawan.
terakhir
Bukan berarti aku, meniggalkan dan acuh kepada kawanku yang lain didunia luar
islam mengajarkan adab bermualmalah yang baik
Namun untuk sahabat karib, yang benar benar bermajelis Bersama, sering Bersama, dan aku mengambil ilmu agama, maka aku mengikat tali pertemanan ini dengan kalian,
Dngan gigi gerahamku dan ku simpulkan dengan simpul yang tidak akan terlepas.


murajaah dari kajian Ustadz Sulayman Rasyid
Masjid Pogung Dalangan
https://rumaysho.com/1867-keutamaan-shalat-jenazah.html
https://muslimafiyah.com/para-sahabat-saling-memberi-syafaat-di-hari-kiamat.html

Komentar